PENERAPAN COMPUTER VISION DALAM ESTIMASI POSE DAN PROSES KREATIF PENCAK SILAT TRADISI SEBAGAI SUMBER KOREOGRAFI RANCAK TAKASIMA

  • Sri Rustiyanti Institut Seni Budaya Indonesia Bandung
  • Wanda Listiani Institut Seni Budaya Indonesia Bandung
  • Anrilia E.M. Ningdyah Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
  • Sriati Dwiatmini Institut Seni Budaya Indonesia Bandung
  • Suryanti Suryanti Institut Seni Indonesia Padangpanjang
Keywords: proses kreatif; pencak silat; koreografi; rancak takasima; computer vision

Abstract

Pencak silat sebagai salah satu kearifan lokal yang ada di setiap wilayah nusantara menjadi sumber gerak koreografi tarian etnik dari Sabang sampai Merauke. Secara konseptual korografi ini terinspirasi dari vokabuler gerak pencak silat nusantara yang mengacu gerak flora dan fauna yang ada di alam lingkungan (koreografi lingkungan). Berdasarkan teori proses kreatif model Alma M. Hawkins terdiri atas beberapa tahapan dari sensing, feeling, imaging, transforming dan forming. Ragam pencak silat dieksplorasi dengan komposisi dan koreografi gerak yang mempunyai kesan tajam dan tegas, seperti gerak serang, tangkis, tahan, dan elak; menjadi gerak berkesan lembut dan mengalir. Proses eksplorasi ini memberikan dinamika tari, sehingga pencak silat dari berbagai nusantara ini menjadi seni pencak sebuah koreografi yang memiliki kesatuan, kompleksitas, dan intensitas. Tari yang terinspirasi dengan gerak pencak silat ini sebagai koreografi idiom baru dinamakan Rancak Takasima. Rancak merupakan akronim dari kata Ragam Pencak Nusantara, sedangkan Takasima mempunyai arti pesona. Koreografi Rancak Takasima merupakan koreografi baru yang terinspirasi dari idiom ragam pencak silat nusantara, diolah menjadi koreografi idiom baru yang memberikan aura dan spirit seni pencak Rancak Takasima. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan eksperimen serta computer vision dengan model deep learning estimasi pose GluonCv. Hasil penelitian ini menjelaskan model koreografi Rancak Takasima dengan koreografi idiom baru. Karya tari ini memiliki dinamika gerak bernuansa dinamis, sedangkan konseptual pencak silat nusantara mengacu pada gerak tajam dan tegas. Eksplorasi koreografi Rancak Takasima ini merupakan perwujudan tari yang terinspirasi dari konsep garap gerak tradisi dan unsur gerak seni pencak yang terdapat di seluruh pelosok nusantara.

References

J. Lindsay, Klasik Kitsch Kontemporer: Sebuah Studi Tentang Seni Pertunjukan Jawa. Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 1990.

G. Roulleau, “Tari Kontemporer di Prancis,” 2003, pp. 1–5.

S. Murgiyanto, “Dasar-dasar Koreografi Tari,” in Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah Tari, Jakarta: Direktorat Kesenian, Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986.

S. Hadi, “Fenomena Kreativitas Tari Dalam Dimensi Sosial Makro,” 2002, pp. 1–10.

A. A. Djelantik, Estetika: Sebuah Pengantar. Jakarta: MSPI, 1999.

A. M. Hawkins, Creating Through Dance. New Jersey: Princeton Book Company, 1988.

D. Zulkifli, Kreatif Dengan Pencak Silat. Bandung: Informatika, 2003.

D. Humprehy, Seni Menata Tari, Terjemahan. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta, 1983.

Saleh, Pencak Silat. Bandung: FPOK UPI, 1992.

M. Amin, Rangkuman Tentang Olahraga Pencak Silat. Bandung, 2018.

K. M. Djoemali, Pencak Silat dan Seni Budaya. Yogyakarta: Kementerian P & K, 1985.

Wongsonegoro, Pencak Silat. Yogyakarta: IPSI, 1982.

Published
2024-08-10