ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING PCC DAN ECMP DALAM MENERAPKAN PEMBAGIAN BANDWIDTH PADA BEBERAPA JALUR JARINGAN
Abstract
Layanan internet bandwidth berbagi di Indonesia memiliki keterbatasan bandwidth dan stabilitas yang dapat berfluktuasi tergantung pada jumlah pengguna. Pelanggan dimungkinkan berlangganan lebih dari 2 dan dilakukan penggabungan sebagai jalur cadangan. Nmun hal itu tidaklah memberikan manfaat yang optimal mengatasi keterbatasan yang ada. Load balancing dapat mengatasi keterbatasan tersebut dengan membagi beban lalu lintas data ke dalam beberapa rute jaringan. Penelitian ini mengukur kemampuan kinerja load balancing PCC dan ECMP menggunakan metode kuantitatif dan pendekatan eksperimen. Skenario utama meliputi penghitungan QOS dan throughput pada metode PCC dan ECMP. Penelitian pertama dilaksanakan untuk menghitung QOS menggunakan software Wireshark untuk melihat jitter, delay, dan packet loss dengan analisis 1500 data yang diambil sebanyak 30 kali perulangan dari satu PC yang terhubung ke router dan empat PC lain yang terhubung ke switch. Skenario dilakukan dalam 3 tipe topologi, yaitu: topologi jaringan tanpa menerapkan load balancing, topologi dengan menerapkan load balancing ECMP/NTH, dan topologi failover jaringan. Dalam tiap skenario, data diambil dengan mekanisme 4 perangkat mengunduh data 600 MB dan melakukan streaming kanal YouTube ukuran 720p. Penelitian kedua dilakukan melalui pengukuran throughput dengan fast.com pada satu PC yang dihubungkan ke router dan empat PC yang dihubungkan switch, dengan menggunakan skenario yang sama dengan penelitian pertama. Berdasarkan hasil penelitian, kualitas koneksi load balancing antara metode PCC dan ECMP untuk parameter QoS dan throughput pada pengujian awal, tidak ada perbedaan throughput yang signifikan antara operator GSM XL, IM3, dan ISP Telkom. Analisis QoS menggunakan Wireshark menunjukkan bahwa metode load balancing PCC memberikan delay dan jitter terkecil, sementara metode ECMP memberikan packet loss, delay, dan jitter terendah. Data throughput menunjukkan bahwa PCC memiliki download tertinggi (16 Mbps) sedangkan ECMP memiliki upload tertinggi (6.167 Mbps). Selain itu, berdasarkan simpangan baku, metode PCC lebih stabil dibandingkan ECMP.
References
N. Sadikin and F. R. Ramadhan, "Implementasi Load balancing 2 (Dua) ISP Menggunakan Metode Per Connection Classifier (PCC)," Jurnal Maklumatika, vol. 5, no. 2, pp. 194-203, 2019.
M. K. Anwar and I. Nurhaida, "Implementasi Load balancing Menggunakan Metode Equal Cost Multi Path (ECMP) Pada Interkoneksi Jaringan," Jurnal Telekomunikasi Dan Komputer, vol. 9, no. 1, pp. 39-48, 2019.
R. Pakiding, C. Iswahyudi and R. Y. Ariyana, "Simulasi Perbandingan Load balancing Dengan Metode PCC, ECMP, Dan NTH Menggunakan Gns3," JARKOM, vol. 9, no. 1, pp. 30-39, 2021.
A. Tantoni, "Komparasi QoS Load balancing Pada 4 Line Internet dengan Metode PCC, ECMP dan NTH.," Jurnal Media Informatika Budidarma, vol. 6, no. 1, pp. 110-119, 2022.
R. H. Saputra, "Pengaruh Failover Pada Jaringan Software-Defined Network Dan Konvensional," Journal of Internet and Software Engineering (JISE), vol. 1, no. 1, pp. 1-9, 2020.
M. I. Firdaus, "Analisis Perbandingan Kinerja Load balancing Metode Ecmp (Equal Cost Multi-Path) Dengan Metode Pcc (Per Connection Classifier) Pada Mikrotik Routeros," Technologia, vol. 8, no. 3, pp. 165-170, 2017.
R. Wulandari, "Analisis Qos (Quality Of Service) Pada Jaringan Internet (Studi Kasus: Upt Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon €“LIPI)," Jurnal teknik informatika dan sistem informasi, vol. 2, no. 2, 2016.